Lsm Rembuk, Sikapi Bangunan Gedung Sekolah SMPN 12 Kota Tangerang Selatan Terindikasi Langgar Spek dan K3

Spread the love

Kota Tangerang Selatan | Wartakum7.com – Pembangunan Sekolah Smpn 12 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang berlokasi di Jurang Mangu pondok Aren, diduga ada pelanggaran spesifikasi (Spek) lemahnya pengawasan berikut K3 yang tidak dipedomani.

Lelang Tender Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Tangsel yang telah menentukan CV. Jaya Taruna Mandiri sebagai pemenang tender, untuk pembangunan SMPN 12 Kota Tangerang Selatan yang di biayai APBD, dengan nilai sebesar Rp. 4.564.514.000, saat ini aktivitas sedang berjalan.

Namun demikian pembangunan yang diduga terlihat banyak keganjilan sebagaimana Lsm Rembuk telah melakukan investigasi dilapangan, sehingga hal itu menjadi pertanyaan karena disinyalir kontruksi pembangunan ditemukan ada yang tidak sesuai dengan spesifikasi (Spek).Dilapangan para pekerja yang terlihat tidak mengenakan atribut K3, padahal itu untuk meminimalisir terjadinya kecelakan kerja, sebagaiman Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu hal yang wajib dimiliki oleh setiap perusahaan setiap ingin membangun bangunan baru.

K3 yang sangat membantu produktivitas yang memiliki akses perlindungan keselamatan kerja terhadap tenaga kerja itu sendiri, yaitu dengan cara mencegah terjadinya kecelakaan atau pun sakit yang diakibatkan sewaktu mereka bekerja.

Selain daripada itu, terdapat juga penerapan k3 yang akan memberikan perlindungan terhadap setiap sumber –sumber produksi sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

Saat dikonfirmasi konsultas dan pelaksana, Selasa (18/10/22), pihaknya telah melaksanakan pengerjaan berdasarkan telah diawasi pihak Dinas terkait.

“Saya selaku konsultan dan pengawas dari dinas merengkap, tapi saya hanya ditugaskan dan atasan saya ada kok”, jelas Husril yang mengaku sebagai Konsultan itu.

Sementara pelaksana mengatakan bahwa, pengerjaan sudah sesuai tidak ada kesalahan apapun, “selama ini pengerjaan baik-baik saja pak tidak bermasalah”, katanya.

Namun kemudian pelaksana yang minta agar temuan dilapangan tersebut tidak menjadi gaduh, dirinya yang menyebut tidak enak sama Iwan Angus dan pokja sehingga ingin memberikan uang transpot walaupun ditolak.

“Pak tolong lah terima amplopnya, kita tidak enak sama Iwan Angus kalau begini, berarti kita tidak bisa selesaikan masalah dilapangan”, pungkas yang mengaku pelaksana itu.

Dalam hal ini Saiman Ketu Lsm Rembuk menyikapi, Rabu (18/10/22) kepada media Wartakum7.com, bahwa ketidak sesuaian dilapangan dirinya akan menyurati dinas terkait, agar bisa mengklarifikasi kaitan temuan tersebut.

“Kita ketahui bahwa dengan adanya kebijakan pemerintah melalui Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Tangerang Srlatan, telah menggelontorkan anggaran yang signifikan besar nilainya untuk membangun sekolah baru SMPN 12 Kota Tangerang Selatan, supaya mutu dan kualitas dalam membangun bisa terjamin dan tidak asal-asalan”, Ujarnya.

Bagaimana mungkin sekelas konsultan sebagai orang yang secara langsung melakukan pengawasan terhadap pengerjaan pembangunan sekolah itu tidak memahami aturan main selaku konsultan, setelah yang bernama Husril mengaku konsultan dan mengatakan sebagai konsultan yang terposisi merangkap didua jabatan, yakni sebagai konsultan dari perusahaan dan pengawas dari Dinas terkait, itu sangat mustahil”, katanya.

Saiman juga menuturkan, kita tidak main-main dengan hal itu, kita akan kawal terus pelaksanaan pengerjaan sekolah Smpn 12 untuk kepentingan bersama, perlu di ingat kita juga akan surati Dinas terkait, jelas Saiman.

“Kita juga meminta diperlihatkan legalitas mereka yang mengaku sebagai konsultan dan pelaksana proyek tersebut dan heran nya mereka tidak bisa memperlihatkan, selain K3 yang tidak dijalankan kita menduga ada ketidak beresan dalam pelaksaan pembangunan dan ada kelalayan pengawasan dari dinas terkait”, bebernya.

Menurut Saiman, pelaksana yang menganggap dirinya itu terkesan murahan dengan beraninya memberikan suap transport untuk pengganti uang bensin yang ditolak mentah-mentah, “tentunya itu sangat merendahkan profesi, lihat kita akan berupaya lain agar supaya ada efek jera, kita sebagai fungsi kontrol yang bermartabat dan kami tidak mengingini itu namun lebih kepada pelaksanaan pembangunan agar mutu dan kualitasnya yang baik”, tutupnya.
(Red)