Mojokerto,wartakum7.com – Tradisi kegiatan gerak jalan peleton pembawa simbol Yudha Wastu Pramuka Jaya (YWPJ) dalam rangka peringatan HUT Infanteri yang diadakan Kodam V/Brawijaya berakhir hari ini. Dalam rangkaian penutupan, upacara pun digelar.
Berlangsung di lapangan Pendopo Agung Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Senin (19/12) pagi. Upacara Penerimaan Simbol YWPJ tersebut dipimpin Kasdam V/Brawijaya, Brigjen TNI Piek Budiyakto.
Turut hadir dalam Upacara Penerimaan Simbol YWPJ kali ini, Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati bersama jajaran Forkopimda Kabupaten/Kota Mojokerto.
Dalam amanatnya, Brigjen TNI Piek Budiyakto membacakan amanat Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Nurchahyanto. Dalam amanat tersebut, Pangdam V/Brawijaya merasa sangat bangga terhadap para prajurit TNI yang telah berhasil menyelesaikan kegiatan tradisi gerak jalan peleton pembawa simbol YWPJ dengan lancar dan aman.
“Saya selaku Pangdam V/Brawijaya menyampaikan selamat datang dan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua yang telah menyelesaikan kegiatan ini dengan baik,” kata Brigjen TNI Piek Budiyakto membacakan amanat Pangdam V/Brawijaya..
Melalui kegiatan ini pihaknya berharap, kegiatan tradisi ini bisa terus dikembangkan sebagai sarana memperkokoh semangat kejuangan serta wujud penghargaan kepada para pendahulu.
“Kegiatan ini semoga bisa terus dikembangkan, sebagai media untuk memperkokoh semangat kejuangan dan tekad pengabdian bagi prajurit infanteri, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh para pendahulu kita pada masa-masa pengabdiannya,” harapnya.
Pada kesempatan ini, Brigjen TNI Piek Budiyakto menyampaikan pesan Mayjen TNI Nurchahyanto guna menambah motivasi prajurit TNI serta penyemangat dalam menjalankan tugas yang penuh dengan tantangan di masa kini.
“Sebagai generasi penerus prajurit infanteri, kalian dituntut untuk dapat terus menjaga kejayaan dan kebesaran prajurit korp infanteri. Sebagaimana yang ditunjukkan oleh para pendahulu, dalam berbagai front pertempuran demi membela bangsa dan negara Indonesia,” tuturnya.
Pihaknya juga menceritakan, Negara Kesatuan Republik Indonesia ini lahir melalui perjuangan yang panjang dan banyak pengorbanan. Oleh karena itu, Pangdam berpesan agar tidak mudah melupakan sejarah, mengingat sejarah adalah guru masa kini untuk menapaki masa depan.
“Bangsa ini tidak lahir begitu saja, Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak berdiri dan tegak secara tiba-tiba. Namun, bangsa ini lahir dari sebuah proses perjuangan yang amat panjang dan penuh pengorbanan. banyak tetesan darah serta keringat dan air mata yang mengalir, serta harta maupun nyawa yang melayang. Karena itu, kita tidak boleh melupakan sejarah, karena sejarah merupakan guru masa kini untuk menapaki masa depan,” pesannya.
Sebelum mengakhiri menyampaikan amanat Mayjen TNI Nurchahyanto, Kasdam menegaskan, perkembangan kualitas tantangan tugas, mendorong prajurit infanteri untuk lebih profesional. Oleh karena itu, pihaknya menegaskan akar prajurit infanteri terus berlatih sebagai upaya peningkatan kapasitas sembari menanti tugas yang akan datang sewaktu-waktu.
“Bahwa esensi kita sebagai prajurit profesional adalah terus belajar dan berlatih guna menjaga kemampuan fisik, teknik dan taktik militer, menjaga soliditas, loyalitas serta disiplin keprajuritan, untuk menanti tugas yang datangnya sewaktu-waktu, kapan, dimana dan dalam keadaan bagaimanapun. Maka dari itu kita sebagai tentara profesional harus selalu siap untuk menghadapi segala bentuk tantangan tugas dimasa depan,” tegasnya. ( END ).