Kota Mojokerto,wartakum7.com: Di tengah modernisasi, warga Lingkungan Kemasan, Kelurahan Blooto, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto masih mempertahankan tradisi “nyadran” atau ruwah desa/dusun. Tradisi yang telah dilakukan selama turun temurun setiap tahun ini kembali digelar pada hari ini, Kamis (9/3/2023).
Lurah Blooto, Wahyudi mengatakan, tradisi nyadran merupakan salah satu wujud syukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa, serta untuk mendoakan para pemimpin wilayah mulai dari tingkatan RT/RW hingga Presiden agar senantiasa diberikan kelancaran dalam memimpin wilayahnya.
“Nyadran ini istilah lainnya ruah dusun, ini sudah menjadi tradisi warga Lingkungan Kemasan yang sudah dilaksanakan sejak dulu kala, tujuannya yang pertama adalah kirim do’a untuk leluhur yang sudah berjasa membuka Lingkungan Kemasan, juga mendoakan para pemimpin wilayah mulai dari RT/RW, Lurah, Camat, Bupati/Wali Kota, Gubernur hingga Presiden agar diberikan kekuatan dan kelancaran dalam memimpin wilayahnya,” terangnya.
Antusiasme warga begitu terasa, mulai dari membawa tumpeng dengan berbagai ukuran, hingga ikut arak-arakan tumpeng nasi dan lauk setinggi 1,5 meter, seberat 75 kg menuju punden Lingkungan Kemasan. Punden tersebut dipercaya sebagai makam dari cikal bakal/pembuka Lingkungan Kemasan, Kelurahan Blooto.
“Nyadran ini dilaksanakan di pemakaman umum, Lingkungan Kemasan, kebetulan disini punden kita, Mbah Jimat namanya. Jadi kita percayai bahwa Mbah Jimat dan pengikutnya dulu itu yang membuka Lingkungan Kemasan ini,” ujar Wahyudi.
Puluhan warga Kemasan membawa tumpeng berisi nasi putih, urap-urap dan lauk pauk berupa bandeng/mujaer. Dikatakan Wahyudi, lauk berupa bandeng/mujaer merupakan simbol kesederhanaan, tahan di segala tempat/kondisi.
“Harapan kita warga Lingkungan Kemasan juga seperti itu, kita berharap dengan filosofi itu akan semakin banyak rejeki kita,” imbuhnya.
Dalam tradisi nyadran warga Lingkungan Kemasan ini juga ditampilkan kesenian tradisional berupa Reog, kesenian Jepaplok, serta arak-arakan tumpeng serabi. ( END ).