Kota Mojokerto, wartakum7.com. – Pemerintahan Kota Mojokerto bersama Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, mengadakan acara Rembuk Stanting Kota Mojokerto tahun 2924 dibuka oleh Penjabat (Pj.) Wali Kota Mojokerto, M. Ali Kuncoro di Pendopo Sabha Kridatama, Rumah Rakyat, Senin (18/3/2024).
Sekda Kota Mojokerto menyampaikan laporan terkait dengan kegiatan tersebut sampai tahun 2024, saya akan melaporkan beberapa langkah-langkah mungkin angka-angka akan lebih mudah dipahami dan lebih menarik bahwa prestasi di Indonesia pada tahun 2024 harus turun menjadi 14 % sedangkan target Pemerintah Kota Mojokerto tidak turun menjadi 14 % tetapi harus bisa terwujud hasil yang lebih rendah.
Berdasarkan hasil elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat ( EPPGBM ). di Kota Mojokerto menunjukkan penurunan prestasi selama 5 tahun berturut-turut gimana angkanya pada tahun 2019 di angka 9,04 % dan berangsur-angsur menurun.
Di tahun 2020 menjadi 7,71 %, tahun 2021 menjadi 4,84 %, tahun 2022 menjadi 3,21 %, tahun 2023 menjadi 2,4 % dan tahun 2024 per 15 Februari sebesar 2 % artinya dalam beberapa bulan terakhir ini telah ada penurunan stanting sebanyak 5 balita, berdasarkan kelompok usia yang terbanyak adalah di kelompok usia 36-47 bulan itu ada 44 balita dan yang kedua di kelompok usia 48-59 itu ada 31 balita, artinya di usia 4 tahun keatas ini ada 31 balita dan ini tentu akan lepas dengan sendirinya ketika dia sudah bukan menjadi bagian dari kita lagi, sehingga kita mesti di dalam penangan ini lebih prioritaskan yang sudah berusia 1 tahun sampai usia 2 tahun yang perlu di perhatikan, ” pungkas Sekda.
“Salah satu Pemerintahan Kota Mojokerto ikhtiar untuk mempersiapkan generasi emas di tahun 2045. Sudah menjadi tanggung jawab semua elemen strategis yang ada di Kota Mojokerto, harus gerakan yang harmonis partnership multihelix, baik dari Pemerintah, TNI-Polri, Pengusaha, Kejaksaan, Media, Akademisi semua harus kita libatkan,” tutur Pj. Ali Kuncoro.
“Untuk per akhir tahun 2023 angka stunting Kota Mojokerto berjumlah di angka 2.04 % atau setara 122 balita stunting, ini semua total dari balita yang ada di Kota Mojokerto sebanyak 6.145 balita,” terang Pj. Wali Kota.
“Dan pada bulan Februari tahun 2024 sudah terjadi penurunan yang cukup signifikan, sehingga data terakhir tekoreksi di angka 2 % atau setara 117 balita,” tambahnya.
Pada tahun 2023, Kota Mojokerto mendapat predikat “Kota Terinovatif” dimana yang menjadi indikator penilaian utama adalah inovasi terkait pencegahan stunting, yakni inovasi Canting Gula Mojo (Cegah Stunting, Gerak Unggul Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto) dan Gempa Genting (Segenggam Sampah Gawe Stunting).
“Ini sesuatu prestasi yang luar biasa dan ini diapresiasi oleh Kemendagri, sehingga Kota Mojokerto mendapat predikat Kota Terinovatif se-Indonesia,” ungkap Ali.
Sosok yang akrab disapa Mas Pj ini mengatakan hingga saat ini Pemkot Mojokerto terus berkomitmen dan bekerja keras untuk mewujudkan Kota Mojokerto Zero New Stunting di tahun 2024.
Kita tadi sudah melakukan penandatanganan komitmen bersama dan berikrar bahwa tahun 2024 Kota Mojokerto harus menjadi Kota yang Zero New Stunting. Saat ini kita terus bekerja keras bagaimana angka stunting yang masih ada ini terus kita intervensi sehingga semakin berkurang,” terang Pj. Wali Kota.
.
Sebagai komitmen nyata, tahun 2024 Pemerintah Kota Mojokerto akan menyiapkan anggaran total sebesar Rp 98,2 milar untuk penanganan stunting yang ada di Kota Mojokerto ini.
“Saya pikir kita pasti bisa menyelesaikan permasalahan ini, asalkan kita lakukan secara masif, spesifik, sensitif, dan koordinatif dan bersifat sapu jagat, hampir semua OPD kita libatkan,” pungkas Ali.
Dalam acara ini di hadiri Pj. Wali Kota Mojokerto Ali Kuncoro, Kepala Kejaksaan Kota Mojokerto, Ibu Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Ketua Dharma Wanita Kota Mojokerto, Ketua Tim PKK Kota Mojokerto, Perwakilan Kapolres Kota Mojokerto, Perwakilan Dandim 0815/Mojokerto, Kepala OPD Kota Mojokerto, Camat dan Lurah se-Kota Mojokerto dan para tamu undangan ( END ).