Bangka Barat, Wartakum7.com- Penambangan Pasir Timah di wilayah perairan Keranggan-Tembelok (Bangka Barat) merupakan salahsatu pendongkrak perekonomian masyarakat khususnya masyarakat Bangka Barat, tetapi hal tersebut terus menjadi perdebatan publik melalui media online, namun anehnya masyarakat Keranggan-Tembelok yang berdomisili di wilayah tersebut justru mendukung penuh aktivitas penambangan pasir timah tersebut, bahkan keadaan cukup kondusif, lalu mengapa terindikasi ada oknum yang berusaha memantikan api?.
Seluruh masyarakat Kerenggan dan Tembelok mendukung adanya penambangan timah yang dilakukan oleh warga lokalnya sendiri. Bahkan, pedagang di pasar Muntok atau toko-toko kelontongan di wilayah Babar merasakan pengaruh terhadap tingkat penjualan mereka meningkat secara signifikan.
Tak bisa dipungkiri, tambang timah berkelanjutan pengaruh terhadap perekonomian Bangka Belitung khususnya Bangka Barat.
Jika berbicara konteks legalitas, Ferry Ketua Laskar Merah Putih (LMP) Babel mengatakan kepada media, pada Rabu 9 Oktober 2024, tugas negaralah yang memikirkan dan menetapkan.
“Negara atau pemerintah harus hadir menentukan sebuah kebijakan yang berpihak kepada rakyat sesuai dengan amanah UUD 45 pasal 33, yang berbunyi “Tanah Air serta kekayaan alam terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara, dan dimanfa’atkan sebesar besarnya untuk kemakmuran rakyat”, tegasnya
Lanjutnya, sekarang ini perekonomian di Babel sedang tidak baik-baik saja, untuk warga Keranggan-Tembelok serta secara umum Bangka Barat, lokasi ini merupakan harapan untuk mempertahankan harkat hidup mereka, kita berharap agar para pemimpin di negara ini bersikap bijak menyikapi situasi dan kondisi ekonomi Babel saat ini. “ya mungkin dalam bentuk diskresi yang berpihak ke rakyat, agar rasa kemerdekaan benar-benar dirasakan oleh rakyat,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Abi Ketua Forum Jaga Babel (Babel), jangan sampai keadaan sudah kondusif di tengah-tengah masyarakat, namun ada oknum yang ingin membenturkan antara masyarakat dengan aparat penegak hukum (APH).
“Jangan benturkan antara APH dengan masyarakat, sehingga membuat keadaan menjadi tidak kondusif, toh selama beberapa minggu terakhir ini suasana di Keranggan-Tembelok kodusif koq, karena yang merasakan dampak dari aktivitas tambang tersebut tidak hanya yang bekeja tambang, akan tetapi warga lain ikut merasakannya ada yang bisa mengelola parkiran, ada ibu-ibu bisa berjualan makanan, ini kan sebuah kondisi masyarakat yang kondusif dan hidup?”, ujarnya
Dirinya juga menegaskan bahwa jangan sampai ada oknum yang berusaha memantikan api. “hati-hati jika ada oknum yang memantikan api di tengah masyarakat, maka ia akan terbakar sendirian”, pungkasnya.*Tim