Mojokerto, wartakum7 com – DBD atau Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang penularannya salah satunya melalui nyamuk aedes aegypti. Penyakit DBD ini umumnya terjadi di musim penghujan, dengan tanda–tanda diantaranya mengalami nyeri kepala terasa berat, tulang-tulang dan persendian terasa patah.
Sebagai vektor DBD yang paling utama, aedes aegypti tidak suka mendiami tempat kotor dan berkembangbiak di tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari, TPA bukan untuk keperluan sehari-hari maupun TPA alami, seperti bak mandi, tempayan, tangki air, talang air yang tersumbat, barang-barang bekas, lubang pohon, pelepah pisang, tempurung kelapa, potongan bambu, dan lain-lain.
Meskipun sudah umum, namun penyakit DBD ini harus diwaspadai karena sangat fatal. Berkaitan dengan ini, untuk mengantispasi terjadinya DBD, Koramil 0815/18 Gondang Kodim 0815/Mojokerto melalui para Babinsa, aktif melaksanakan pemantauan di wilayah desa binaan masing–masing, dan bekerjasama dengan tiga pilar desa serta Nakes setempat.
Kali ini, Jum’at (03/02/2023) Babinsa Padi Peltu Rudi Suhartono bersama UPT Puskesmas Gondang melakukan fogging atau pengasapan di tiga dusun yakni Dusun Slawe, Dusun Padi, dan Dusun Tameng, Desa Padi, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Saat dikonfirmasi Peltu Rudi Suhartono menjelaskan, tindakan fogging atau pengasapan ini sebagai langkah pencegahan terjadinya kasus demam berdarah di wilayah Desa Padi. Ini adalah salah satu cara kami untuk memberantas nyamuk pembawa penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Lebih lanjut dijelaskannya, untuk sasaran pengasapan pemukiman warga, lahan-lahan kosong, pekarangan warga, semak-semak, aliran air atau selokan dan fasilitas umum lainnya, yang disinyalir menjadi tempat bersarangnya nyamuk pembawa penyakit DBD.
Tak sebatas itu, lanjutnya, pihaknya bersama Kades Padi, Slamet Prayogi HW, S.E., dan Nakes menghimbau warga untuk bersama-sama melakukan upaya pencegahan DBD melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan mempedomani 3M, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup rapat semua tempat penampungan air dan mengubur barang bekas atau mendaur ulang barang bekas yang bernilai ekonomis.
Selain 3M, ada plusnya juga, yaitu mencegah perkembangbiakan nyamuk, dengan cara, memasang kawat kasa pada jendela/ventilasi, hindari kebiasaan menggantung pakaian, menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air atau bak mandi, menggunakan obat anti nyamuk, dan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk pada tempat penampungan air. ”Tetap waspada, ingat DBD ingat 3M Plus”, pungkasnya. ( Pendim 0815/Mjk/Endang ).